Jumat, 13 Juni 2014

Model Pengembangan Standar Profesi

  • Organisasi profesi merupakan organisasi yang anggotanya adalah para praktisi yang menetapkan diri mereka sebagai profesi dan bergabung bersama untuk melaksanakan fungsi-fungsi sosial yang tidak dapat mereka laksanakan dalam kapasitas mereka sebagai individu.
  • Semakin luasnya penerapan Teknologi Informasi di berbagai bidang, telah membuka peluang yang besar bagi para tenaga profesional Tl untuk bekerja di perusahaan, instansi pemerintah atau dunia pendidikan di era globalisasi ini.
  • Secara global, baik di negara maju maupun negara berkembang, telah terjadi kekurangan tenaga professional Tl. Menurut hasil studi yang diluncurkan pada April 2001 oleh ITAA (Information Technology Association of America) dan European Information Technology Observatory, di Amerika pada tahun 2001 terbuka kesempatan 900.000 pekerjaan di bidang Tl.
1. Model dan standar profesi di ASIA dan British

Dunia Teknologi Informasi (TI) merupakan suatu industri yang berkembang dengan begitu pesatnya pada tahun-tahun terakhir ini. Ini akan terus berlangsung untuk tahun-tahun mendatang. Perkembangan industri dalam bidang TI ini membutuhkan formalisasi ya ng lebih baik dan tepat mengenai pekerjaan, profesi berkaian dengan keahlian dan fungsi dari tiap jabatan. South East Asia Regional Computer Confideration (SEARCC) merupakan suatu forum/badan yang beranggotakan himpunan profiesional IT (Information Technology) yang terdiri dari 13 negara. SEARCC dibentuk pada Februari 1978, di Singapore oleh 6 ikata n komputer dari negara-negara : Hong Kong, Indonesia, Malaysia, Philipine, Singapore dan Thailand. SEARCC mengadakan konferensi setahun dua kali ditiap negara anggotanya secara bergiliran. Keanggotaan SEARCC bertambah, sehingga konferensi dilakukan seka li tiap tahunnya. Konferensi yang ke-15 ini, yang bernama SEARCC '96 kali ini diselenggarakan oleh Computer Society of Thailand di Thailand dari tanggal 3-8 Juli 1996.

Sri Lanka telah menjadi anggota SEARCC sejak tahun 1986, anggota lainnya adalah Austr alia, Hong Kong, India Indonesia, Malaysia, New Zealand, Pakistan, Philipina, Singapore, Korea Selatan, Taiwan, Thailand, Kanada. Indonesia sebagai anggota South East Asia Regional Computer Confideration (SEARCC) turut serta dalam berbagai kegiatan yang dilaksanakan oleh SEARCC . Salah satunya adalah SRIG-PS (Special Regional Interest Group on Profesional Standardisation) , yang mencoba merumuskan standardisasi pekerjaan di dalam dunia Teknologi Informasi. Untuk keperluan tersebut.

STANDARDISASI PROFESI MODEL SRIG-PS SEARCC
SRIG-PS dibentuk karena adanya kebutuhan untuk mewujudkan dan menjaga standard profesional yang tinggi dalam dunia Teknologi Informasi, khususnya ketika sumber daya di region ini memiliki kontribusi yang penting bagi kebutuhan pengembangan TI secara global. SRIG-PS diharapkan memberikan hasil sebagai berikut :
  • Terbentuknya Kode Etik untuk profesional TI
  • Klasifikasi pekerjaan dalam bidang Teknologi Informasi
  • Panduan metoda sertifikasi dalam TI
  • Promosi dari program yang disusun oleh SRIG-PS di tiap negara anggota SEARCC
Pada pertemuan yang ke empat di Singapore, Mei 1994, tiga dari empat point tersebut hampir dituntaskan dan telah dipresentasikan pada SEARCC 1994 di Karachi. Dalam pelaksanaannya kegiatan SRIG-PS ini mendapat sponsor dari Center of International Cooperation on Computerization (CICC). Hasil kerja tersebut dapat diperoleh di Central Academy of Information Technology (CAIT), Jepang. Pelaksanaan SRIG-PS dilakukan dalam 2 phase.
  • Phase 1, hingga pertemuan di Karachi telah diselesaikan.
  • Phase 2, akan diselesaikannya panduan model SRIG-PS, phase 2 ini akan diselesaikan di SEARCC 97 yang akan diselenggarakan di New Delhi.
1.1. Pembentukan Kode Etik
Kode etik merupakan suatu dokumen yang meletakkan standard dari pelaksanaan kegiatan yang diharapkan dari anggota SEARCC. Anggota dalam dokumen ini mengacu kepada perhimpunan komputer dari negara-negara yang berbeda yang merupakan anggota SEARCC. Sebelum suatu kode etik diterima oleh SEARCC, dilakukan beberapa langkah pengembangan, yaitu :
  • Menelaah kode etik yang telah ada dari assosiasi yang sejenis, yaitu :
    • IFIP (International Federation for Information Processing)
    • ACM (Association for Computing Machinery)
    • ASOCIO (Asian Oceaniq Computer Industries Organization)
  • Menelaah kode etik yang telah ada pada asosiasi anggota SEARCC :
    • Malaysian Computer Society (Code of Profesional Conduct)
    • Australian Computer Society (Code of Conduct)
    • New Zealand Computer Society (Code of Ethics and Profesional Conduct)
    • Singapore Computer Society (Profesional Code of Conduct)
    • Computer Society of India (Code of Ethics of IT Profesional)
    • Philipine Computer Society Code of Ethics)
    • Hong Kong Computer Society (Code of Conduct)
  • Mengembangkan draft dari model
  • Model tersebut ditelaah dan diselesaikan oleh anggota SRIG-PS
  • EXCO-SEARCC menyetujui kode etik tersebut.
Kode etik tersebut memiliki suatu kerangka kerja yang akan menentukan pengimplementasian kode etik tersebut yaitu :
  • Pelaksanaan umum
  • Dalam relasinya dengan SEARCC
  • Dalam relasinya dengan anggoa lain dari SEARCC.
Kode Etik SEARCC ini dapat digunakan untuk menyusun kode etik bagi suatu himpunan di negara anggota. Dengan mengacu kepada kode etik dan menyesuaikan dengan kondisi dan dasar hukum di Indonesia, diharapkan IPKIN dapat menyusun suatu kode etik untuk profesi teknologi Informasi di Indonesia.


1.2. Klasifikasi Job
Klasikasi Job secara regional merupakan suatu pendekatan kualitatif untuk menjabarkan keahlian dan pengetahuan yang dibutuhkan untuk melaksanakan suatu pekerjaan tertentu pada tingkat tertentu. Sebelum diterimanya suatu model klasifikasi pekerjaan dilakukan analisis terhadap model yang telah dipakai pada beberapa negara misal : Malaysia, Singapore, Hong Kong dan Jepang. Kemudian dijabarkan suatu kriteria yang dapat diterima untuk menjadi model regional. Proses identifikasi kemudian dilakukan untuk mengetahui klasifikasi pekerjaan yang dapat diterima di region tersebut. Kemudian dilakukan pendefinisian fungsi, output, pengetahuan dan keahlian yang dibutuhkan untuk setiap tingkatan dari pekerjaan tersebut. Proses ini telah dilaksanakan pada SRIG-PS Meeting di Hong Kong 3-5 Oktober 1995.

Pada umumnya terdapat dua pendekatan dalam melakukan klasifikasi pekerjaan ini yaitu :
  • Model yang berbasiskan industri atau bisnis. Pada model ini pembagian pekerjaan diidentifikasikan oleh pengelompokan kerja di berbagai sektor di industri Teknologi Informasi. Model ini digunakan oleh Singapore dan Malaysia
  • Model yang berbasiskan siklus pengembangan sistem. Pada model ini pengelompokkan dilakukan berdasarkan tugas yang dilakukan pada saat pengembangan suatu sistem. Model pendekatan ini digunakan oleh Japan.

Beberapa kriteria menjadi pertimbangan dalam mengembangkan klasifikasi job ini yaitu :
  • Cross Country, cross-enterprise applicability, Ini berarti bahwa job yang diidentifikasi tersebut harus relevan dengan kondisi region dan setiap negara pada region tersebut, serta memiliki kesamaan pemahaman atas fungsi setiap pekerjaan.
  • Function oriented bukan tittle oriented, Titel yang diberikan dapat berbeda, tetapi yang penting fungsi yang diberikan sama. Titel dapat berbeda pada negara yang berbeda.
  • Testable/certifiable, Fungsi yang didefinisikan dapat diukur/diuji
  • Harus applicable. Fungsi yang didefinisikan harus dapat diterapkan pada mayoritas Profesional TI pada region ini.

Model SRIG-PS – SEARCC


Gambar 1.Model regional yang direkomendasikan

Model SEARCC untuk pembagian job dalam lingkungan TI merupakan model 2 dimensi yang mepertimbangkan jenis pekerjaan dan tingkat keahlian ataupun tingkat pengetahuan yang dibutuhkan. Model sel tersebut dapat digambarkan sebagai berikut.


Gambar 2. Pembagian Job menurut Model SRIG-PS (SEARCC)


Jenis pekerjaan meliputi :
  • Programmer (Pemrogram)
  • System Analyst (Analis Sistem)
  • Project Manager (Manajer Proyek)
  • Instructor (Instruktur)
  • Specialist yang terdiri dari :
    • Data Communication
    • Database
    • Security
    • Quality Assurances
    • IS Audit
    • System Software Support
    • Distributed System
    • System Integration
Setiap jenis pekerjaan kecuali spesialis memiliki 3 tingkatan yaitu :
  • Supervised (terbimbing). Tingkatan awal dengan 0-2 tahun pengalaman, membutuhkan pengawasan dan petunjuk dalam pelaksanaan tugasnya.
  • Moderately supervised (madya). Tugas kecil dapat dikerjakan oleh mereka tetapi tetap membutuhkan bimbingan untuk tugas yang lebih besar, 3-5 tahun pengalaman
  • Independent/Managing (mandiri). Memulai tugas, tidak membutuhkan bimbingan dalam pelaksanaan tugas.
Setiap sel klasifikasi job tersebut dijabarkan dalam dokumen SRIG-PS yang telah diterbitkan pada tahun 1996. Penjabaran tersebut meliput :
  • Fungsi jenis pekerjaan tersebut
  • Output pekerjaan tersebut
  • Pengetahuan dan keahlian yang dibutuhkan untuk pekerjaan tersebut
    Untuk menganalisis terhadap model yang telah ada dilakukan pemetaan model-model tersebut terhadap model SRIG-PS. Setiap model memiliki metode deskriptif yang berbeda, misal model SEARCC mendefinisikan job klasifikasi beserta deskripsinya. Model Association for Computing Machinery (ACM) terlalu berorientasi ke hardware sehinggga kurang cocok untuk profesi Teknologi Informasi. Model British Computer Society (BCS) adalah suatu model yang komprehensif, tetap berlangsung dan mudah dipahami. Tetapi bukanlah suatu sistem sertifikasi, tetapi suatu model untuk acuan program pengembangan profesi. Model Japan Information Technology Engineer Examination (JITEE) adalah komprehensif, tetapi tidak ada yang tertulis dalam bahasa Inggris. Berdasarkan kemungkinan yang tercocok pemetaan dilakukan terhadap model BCS, dan Japan IT Engineer Model.

    Berbagai standar kompetensi tenaga telematika (atau spesialis TI) telah banyak di"release" oleh berbagai organisasi profesi TI (IEEE, ACM, Asosiasi Masyarakat Informasi dsb.). Secara umum, terdapat tiga lapisan bidang TI: i) lapisan spesialis, ii) operational professionals, dan iii) strategic professionals.
    Lapisan pertama (spesialis) meliputi 6 golongan karakteristik profil (software developer, Technician, solution developer, coordinator, adviser dan administrator) dengan keseluruhan 29 profil profesi. Lapisan kedua terdiri dari 4 profil profesi (IT Engineer, IT Manager, IT Consultant dan IT Commercial Manager) . Lapisan ketiga terdiri dari 2 profil profesi (IT System Engineer dan IT Bussiness Engineer)

    Dari standar yang ada, hal yang menarik adalah acauan apa yang digunakan dalam pengembangan kompetensi. Salah satu acuan, seperti yang sekarang berkembang di negara-negara Eropa, adalah dengan memperhatikan sistmatika profil spesialis dalam proses pengembangan teknologi informasi (singkatnya dalam proses TI) itu sendiri. Proses ini terkait dengan proses kerja (work process) para spesialis baik di suatu perusahaan maupun di suatu organisasi. Dengan kata lain, pengembangan kompetensi akan lebih cenderung berorientasi pada proses kerja.
    Proses kerja yang khas, aktivitas yang khas dan tugas spesifik dari bidang TI dan bidang aplikasi TI yang terkait mencirikan spesialis. Penggolongannya pada proses TI secara umum menjelaskan kemiripan, keterkaitan (overlapping), dan batas antar profil. Sehingga baik bagi perusahaan dan organisasi maupun bagi tenaga TI itu sendiri, identifikasi dan pemilihan profil spesialis yang tepat menjadi mungkin.
    Model British Computer Society (BCS)
    Untuk model BCS pekerjaan diklasifikasikan dalam tingkatan sebagai berikut :
    • Level 0 . Unskilled Entry
    • Level 1 . Standard Entry
    • Level 2 . Initially Trainded Practitioner
    • Level 3 . Trained Practitioner
    • Level 4 . Fully Skilled Practitioner
    • Level 5 . Experienced Practitioner/Manager
    • Level 6 . Specialist Practitioner/Manager
    • Level 7 . Senior Specialist/Manager
    • Level 8 . Principal Specialist/Experienced Manager
    • Level 9 . Senior Manager/Director
    Setiap sel dari model BCS/ISM ditentukan berdasarkan :
    • Latar belakang akademik
    • Pengalaman dan tingkatan keahlian
    • Tugas dan atribut
    • Pelatihan yang dibutuhkan.
    Pemetaan model SEARCC dengan model BCS untuk pembagian kerja dapat dilihat pada gambar berikut ini :

    Gambar .3. Pemetaan terhadap model BCS

    Model Japan IT Engineer

    Model JITEE mendefinisikan setiap cell berdasarkan :
    • Fungsi
    • Pengalaman
    • Pengetahuan, keahlian dan kemampuan.


    Gambar 4. Klasifikasi Pekerjaan Model JITEE


    Pembagian kerja digambarkan sebagai berikut :



    Gambar 5. Pembagian kerja menurut JITEE


    Sedangkan untuk spesialis dapat digambarkan sebagai berikut :


    Gambar 6. Pemetaan untuk spesialis terhadap model JITEE
    Model Klasifikasi Pekerjaan TI di Singapore


    Gambar 7. Model Singapore untuk Klasifikasi Pekerjaan

    Pada model Singapore juga dilakukan pembagian berdasarkan tingkatan senioritas. Misal pada System development dibagi menjadi :
    • Programmer
    • Analyst/Programmer
    • Senior Analyst/Programmer
    • Principal Analyst/Programmer
    • System Analyst
    • Senior System Analyst
    • Principal System Analyst
    • Development Manager

    Model Malaysia


    Gambar 8. Model Klasifikasi Pekerjaan Malaysia

    • Model Malaysia ini mirip dengan model Singapore, juga membedakan posisi pekerjaan pada berbagai sektor bisnis. Tetapi berbeda dalam melakukan ranking senioritas, misal untuk System Development
    • Programmer
    • System Analyst/Designer
    • System Development Executive
    Model Singapore dan Malaysia memiliki banyak kesamaan dan dapat diintegrasi, dengan pembagian sebagai berikuti :
    • System Development
    • Computer Operations
    • Sales, Marketing and Services
    • Education and Trainings
    • Research and Developments
    • Spesialist Support
    • Consultancy

      Referensi :