A.Pengertian Franchise
Definisi ringkas yang dikutip dari
wikipedia menyatakan Franchising (french for honesty and freedom) is a method
of activity where “franchisor” certificates of good practices, how to do
business with a “franchisee” in exchange for a payment, taxes and a percentage
of turnover or profits.
Sederhananya, franchise dapat
diartikan sebagai salah satu bentuk model kerjasama bisnis dimana terdapat dua
pihak yang terlibat langsung dalam model bisnis ini, yakni franchisor (pemberi
waralaba, pewaralaba) dan franchisee (penerima waralaba atau terwaralaba).
Sistem bisnis yang ditawarkan tentu saja harus telah terbukti sukses dijalankan
oleh franchisor. Nah untuk kepentingan ini, pihak regulator (pemerintah) telah
mengatur bisnis franchise dengan menetapkan berbagai aturan yang diantaranya
model bisnis yang diwaralabakan harus sudah terbukti teruji dan beberapa aturan
lain yang pada dasarnya memberi perlindungan pihak franchisee.
Franchise, atau waralaba
dalam bahasa Indonesia, adalah sebuah metode dalam sistem distribusi barang
atau jasa. Dalam sistem franchise ini paling sedikit ada dua pihak yang
terlibat, yaitu
- Franchisor, yaitu pihak yang menjual atau
meminjamkan hak dagangnya, atau merk dagangnya serta sebuah sistem bisnis
untuk menjalankan bisnis tersebut.
- Franchisee, yaitu pihak yang membayar royalti
dan biaya lainnnya yang dipersyaratkan oleh franchisor untuk dapat
menggunakan merk dagangnya serta sistem bisnis yang dirancang oleh
franchisor.
Secara teknis, kontrak kerja
antara franchisor dan franchisee inilah yang disebut franchise, tetapi kini
kata franchise lebih sering dianalogikan sebagai cara dari franchisee
menjalankan bisnisnya.
Dalam metode bisnis franchise atau yang biasa disebut Waralaba, franchisor mempersiapkan rencana lengkap tentang bagaimana cara mengatur dan menjalankan bisnis bagi franchisee, misalnya adalah bagaimana franchisor yang bergerak di bidang kursus musik membantu franchisee dalam mengelola bisnis, mentediakan alat-alat musik yang digunakan seperti drum, gitar, membagi kelas-kelas musik berdasarkan jenis musik seperti jazz, rock n rolldan lain sebagainya. Dalam rancangan bisnis tersebut disediakan langkah-langkah atau prosedur untuk aspek utama dari bisnis dan manajemen untuk mengantisipasi masalah, menyediakan lengkap matriks keputusan manajemen untuk kepentingan franchisee. Keuntungan terbesar dari membeli bisnis franchise ini adalah sistem atau metode yamg digunakan dalam mendistribusikan atau memasarkan barang dan jasa telah dikembangkan dan diuji, sehingga franchisee tidak perlu melakukan atau membuat rancangan baru untuk dapat menjalankan bisnisnya. Selain itu, frnachisee juga tidak perlu melakukan penetrasi pasar dengan memasang iklan agar produknya dikenal, karena hal itu sudah dilakukan oleh franchisor.
Dalam metode bisnis franchise atau yang biasa disebut Waralaba, franchisor mempersiapkan rencana lengkap tentang bagaimana cara mengatur dan menjalankan bisnis bagi franchisee, misalnya adalah bagaimana franchisor yang bergerak di bidang kursus musik membantu franchisee dalam mengelola bisnis, mentediakan alat-alat musik yang digunakan seperti drum, gitar, membagi kelas-kelas musik berdasarkan jenis musik seperti jazz, rock n rolldan lain sebagainya. Dalam rancangan bisnis tersebut disediakan langkah-langkah atau prosedur untuk aspek utama dari bisnis dan manajemen untuk mengantisipasi masalah, menyediakan lengkap matriks keputusan manajemen untuk kepentingan franchisee. Keuntungan terbesar dari membeli bisnis franchise ini adalah sistem atau metode yamg digunakan dalam mendistribusikan atau memasarkan barang dan jasa telah dikembangkan dan diuji, sehingga franchisee tidak perlu melakukan atau membuat rancangan baru untuk dapat menjalankan bisnisnya. Selain itu, frnachisee juga tidak perlu melakukan penetrasi pasar dengan memasang iklan agar produknya dikenal, karena hal itu sudah dilakukan oleh franchisor.
B.Keuntungan dan Kerugian Berbisnis
Waralaba
KEUNTUNGAN
1.Memulai bisnis dengan cepat
1.Memulai bisnis dengan cepat
Karena sistem bisnis yang diwaralabakan telah teruji
dan memiliki merek yang sudah dikenal, maka pihak terwaralaba dapat memulai
bisnis tanpa harus dari nol. Secara praktis, sistem yang diwaralabakan dapat
diduplikasi oleh terwaralaba. Franchisor akan membantu dalam pemilihan lokasi,
perijinan, rekrut pegawai, operasi, pelaporan, sistem computer dan juga
pemasaran. Terwaralaba juga berhak menggunakan merek yang dimiliki oleh
pewaralaba yang biasanya sudah dikenal oleh konsumen. Dukungan sistem dan
penggunaan merek inilah yang membuat terwaralaba dapat memulai bisnis dengan
cepat. Namun tetap perlu diingat bahwa ini semua bukan jaminan bahwa bisnis
Anda akan berhasil.
2.Kemudahan Ekspansi
2.Kemudahan Ekspansi
Dengan system franchise Anda dapat membuka bisnis
lebih dari satu gerai sekaligus. Dengan memulai bisnis sendiri, untuk membuka
lebih dari gerai tentu akan memakan waktu lebih lama. Ingat, learning curve
tetap berlaku dalam berbisnis.
3.Training dan riset
Pewaralaba biasanya menyiapkan pelatihan bagi
terwaralaba beserta karyawannya. Pelatihan disiapkan secara berkesinambungan
meskipun pada beberapa franchisor pelatihan-pelatihan ini tidak semuanya
diberikan gratis. Franchisor biasanya juga telah memiliki tim riset untuk
pengembangan bisnis yang dapat dimanfaatkan oleh franchisee.
KERUGIAN
Namun demikian, disamping keuntungan-keuntungan diatas bisnis franchise juga menyisakan kerugian bagi franchisee, diantaranya
Namun demikian, disamping keuntungan-keuntungan diatas bisnis franchise juga menyisakan kerugian bagi franchisee, diantaranya
1.Kontrol & inovasi
Karena bisnis menggunakan sistem yang telah
diberikan oleh franchisor maka franchisee tidak memiliki kontrol maksimal atas
bisnisnya. Namun demikian pihak franchisee dapat melakukan audit atas semua
laporan-laporan yang diterbitkan sesuai perjanjian. Ketersediaan laporan dan
data-data bisnis sangat disarankan tercantum secara jelas dalam perjanjian.
Penggunaan sistem dari franchise ini juga tidak cukup memberi ruang bagi franchisee untuk melakukan inovasi-inovasi bisnisnya. Beberapa peluang yang masih dapat ditempuh adalah mengusulkan kepada franchisor inovasi-inovasi tersebut.
Penggunaan sistem dari franchise ini juga tidak cukup memberi ruang bagi franchisee untuk melakukan inovasi-inovasi bisnisnya. Beberapa peluang yang masih dapat ditempuh adalah mengusulkan kepada franchisor inovasi-inovasi tersebut.
2.Penentuan barang/jasa dan harga
Biasanya barang/jasa sudah ditentukan oleh
franchisor begitu juga harganya, ini dimaksudkan untuk mempertahankan standar
layanan antara semua gerai dalam jaringan pada suatu area tertentu. Di sisi
lain, tidak semua gerai dalam jaringan tersebut memiliki lingkungan bisnis yang
selalu sama sehingga. Dalam banyak kasus franchisee merasa barang/jasa dan
harga yang ditetapkan tidak terlalu sesuai dengan gerainya. Hal ini akan sangat
dibutuhkan pada gerai-gerai yang lokasinya berdekatan dengan kompetitor.
3.Potensi Konflik
Kunci untuk menghindari konflik antara franchisor
dan frachisee terletak pada perjanjian waralaba diantara keduanya. Konflik ini
bisa berawal dari salah satu pihak dan saling merugikan. Franchisee bisa saja
tidak menerima paket bisnis seperti yang dijanjikan, namun di sisi lain
franchisor mungkin dirugikan karena penyimpangan operasional gerai sehingga
mempengaruhi reputasi merek.
C.Perkembangan
Franchise di Indonesia
Kini, informasi tentang franchise begitu mudah
didapat dari internet, koran bahkan ada majalah khusus tentang franchise.
Informasi franchise dapat juga didapat dari pameran franchise yang belakangan
makin sering diselenggarakan di beberapa kota besar di Indonesia. Franchisor
menawarkan paket waralaba untuk berbagai sektor industri. Besarnya investasi
yang dibutuhkan sangat beragam, dari hanya kisaran puluhan juta (Pecel
Ponorogo) hingga milyaran rupiah. Hampir semua franchisor menawarkan paket yang
atraktif dan dikemas menarik dengan janji pengembalian modal yang cukup cepat.
Nah, persoalannya adalah menentukan waralaba yang sesuai dari sekian banyak
tawaran tersebut.
*Kronologi Perkembangan franchise di Indonesia dari tahun ke tahun:
*Kronologi Perkembangan franchise di Indonesia dari tahun ke tahun:
1.Perkembangan franchise
pada tahun 1970an :
Keberadaan KFC, Swensen, dan
Shake Pisa pada tahun 1970an, mengawali hadirnya konsep franchising atau yang
lebih dikenal dengan istilah waralaba di Indonesia yang kemudian diikuti oleh
Burger King dan Seven Eleven.
2. Perkembangan franchise
pada tahun 1980an
Bisnis franchise mengalami
perkembangan pada era ini. Ini terbukti dengan masuknya berbagai usaha
franchise pada tahun 1985 terutama pada bisnis makanan, seperti : Pizza Hut,
Mc. Donald, dalam bisnis eceran seperti : Carefour, Smart dll.
3. Perkembangan franchise
pada tahun 1990an :
Perkembangan franchise
di Indonesia semakin signifikan memasuki tahun 1990an terutama jenis franchise
yang berasal dari luar negeri yang berjumlah 29, 6 franchise yang berasal dari
domestik dan tersebar kurang lebih sebanyak 300 outlet di Indonesia pada tahun
1992. Franchise menarik perhatian para investor terutama investor asing untuk
ikut serta dalam menanamkan modalnya di Indonesia karena telah di rasa bahwa
pertumbuhan perekonomian Indonesia yang semakin membaik, politik yang telah stabil,
dan keamanan yang terjamin. Pada tahun 1997, jumlah perkembangannya mengalami
peningkatan kembali dengan 235 franchise berasal dari luar negeri dan 30
franchise lokal sehingga jika dijumlah menjadi 265 dengan jumlah outlet
sebanyak kurang lebih 2000. Namun pada tahun 1998 industri franchise di
Indonesia jatuh dikarenakan krisis ekonomi yang yang melanda negeri ini pada
tahun 1997. Kondisi ini mengakibatkan banyak investor (franchisor) asing
yang hengkang dari Indonesia dan kurang lebih 500 outlet terpaksa ditutup
karena kondisi yang tidak memungkinkan ini. Tapi kondisi seperti ini justru
menguntungkan bagi Indonesia karena franchise lokal mulai memadati pasar
franchise dari 30 merek dagang menjadi 85 yang berkembang.
4. Perkembangan franchise
pada tahun 2000an-sekarang :
Memasuki abad ke-20,
perkembangan franchise di Indonesia semakin meningkat. Khususnya pada
franchise lokal yang setiap tahunnya mengalami kenaikan. Sedangkan untuk usaha
franchise asing relative stabil karena hanya mengalami penurunan dan kenaikan
yang tidak cukup tinggi.
Kenaikan franchise pada
tahun 2000an :
Tahun
|
2000
|
2001
|
2005
|
2006
|
2007
|
Asing
|
222
|
230
|
237
|
220
|
230
|
Lokal
|
39
|
42
|
129
|
230
|
360
|
D.Tips
Memulai Bisnis Waralaba
- Tentukan terlebih dahulu jasa yang akan diambil.
Dalam hal pemilihan ini waralaba yang menawarkan jasa product life
cycle yang panjang dan kebutuhan primer dan sekunder wajib dijadikan
prioritas. Yang masuk dalam kategori ini biasanya adalah jasa/barang yang
menjadi kebutuhan dalam rentang harian hingga bulanan. Waralaba ini bisa
berupa bisnis minimarket, makanan, binatu, gerai pulsa, bengkel,
perjalanan, layanan dokumen. Hindari bisnis yang sifatnya hanya musiman.
- Kenali terlebih dahulu reputasi franchisor. Ada
baiknya jika Anda mendapatkan informasi bukan hanya dari franchisor tetapi
juga dari pihak terwaralaba sebelumnya. Mengenali franchisor juga dapat
dilakukan dengan verifikasi ke Asosiasi Franchise Indonesia. Jika Anda
cukup yakin dengan reputasinya, saatnya untuk melangkah ke tahapan
berikut.
- Pelajari ilustrasi bisnis secermat mungkin.
o Biasanya franchisor menyajikan ilustrasi ini dengan asumsi-asumsi yang
optimis, seperti pada asumsi penjualan. Tidak mencantumkan beberapa biaya
seperti perijian, pajak, biaya administrasi. Tanyakan asumsi-asumsi yang
digunakan dan biaya-biaya yang belum tercantum pada ilustrasi.
o Franchise, Royalty & marketing fee. Franchise Fee merupakan fee
yang ditetapkan oleh franchisor dibayar sekali untuk kurun waktu tertentu
(biasanya untuk 3 s/d 5 tahun). Royalty fee merupakan persentase dari
pendapatan yang harus disetorkan ke franchisor. Besarnya persentase royalty fee
ini sangat beragam, ada yang flat ada juga yang progresif dengan varian cukup
banyak. Marketing fee biasanya adalah persentase dari pendapatan yang
dikumpulkan oleh franchisor untuk membiayai program-program pemasaran. Ingat,
biaya-biaya ini harus tetap Anda bayar meskipun usaha Anda belum menguntungkan.
Disarankan untuk memerhatikan komponen biaya ini dalam membuat proyeksi bisnis.
Sumber:
adrielvaliant.blogspot.com