Minggu, 08 April 2012

Tanggapan mengenai perlindungan HKI tentang software

Dampak dari pembajakan tersebut menurunkan citra dunia Teknologi Informasi Indonesia pada umumnya. Hal ini menurunkan tingkat kepercayaan para investor, dan bahkan juga menurunkan tingkat kepercayaan calon pengguna tenaga TI Indonesia. Pada saat ini bisa dikatakan tenaga TI Indonesia belum dapat dipercaya oleh pihak Internasional, hal ini tidak terlepas dari citra buruk akibat pembajakan ini. Yang lebih memprihatinkan lagi dikarenakan Indonesia merupakan Negara Asia pertama yang ikut menandatangani Perjanjian “Internet Treaty” di Tahun 1997. Tapi Indonesia justru masuk peringkat tiga besar dunia setelah Vietnam dan Cina, sebagai Negara paling getol membajak software berdasarkan laporan BSA (Bussiness Software Alliance). 

Suburnya pembajakan software di Indonesia disebabkan karena masyarakatnya masih belum siap menerima HaKI, selain itu pembajakan software sepertinya sudah menjadi hal yang biasa sekali di negeri kita dan umumnya dilakukan tanpa merasa bersalah. Bukan apa-apa, di satu sisi hal ini disebabkan karena masih minimnya kesadaran masyarakat terhadap nilai-nilai hak dan kekayaan intelektual yang terdapat pada setiap software yang digunakan. Di sisi lain, harga-harga software propriatery tersebut bisa dikatakan diluar jangkauan kebanyakan pengguna di indonesia.

Dalam perkembangannya, perlindungan serta penerapan atas hak kekayaan intelektual ini bervariasi di seluruh dunia. Sebagaimana kesadaran akan pentingnya HKI dalam perdagangan semakin tinggi, maka perbedaan-perbedaan antar berbagai pi-hak di dunia menjadi sumber perde-batan dalam hubungan ekonomi internasional. Adanya suatu peraturan perdagangan internasional yang dise-pakati atas HKI dipandang sebagai cara untuk menertibkan dan menjaga konsistensi serta mengupayakan agar perselisihan dapat diselesaikan secara lebih sistematis. 

Masyarakat perlu dihimbau kesadarannya untuk memakai software asli sebagai bentuk perlindungan HKI, dengan cara pendekatan ke sekolah- sekolah, dimulai dari SD mereka diberikan bentuk software asli saat memasuki tahun ajaran baru. Perbantuan ini lebih baik didukung oleh pemerintah dalam meminimalisasi biaya. Pembentukan komunitas ahli dalam pembuatan software akan mempermudah dalam pengadaptasian software asli dan lebih baik bila dalam negeri yang membuat software ini mungkin dengan mendekati software awalnya. Mahasiswa yang memasuki tahun ajaran barunya juga bias diterapkan hal yang demikian, atau dibuka tempat khusus yang dilengkapi software asli. Semua kembali kepada individunya masing-masing dalam menghadapi kasus ini. Pemberatan sanksi bagi pelaku pembajakan juga dapat menjadi alternatif. Penyelidikan tiap 1 bulan sekali ke tempat penjualan software bajakan lalu disita juga dapat dilakukan.

0 komentar:

Posting Komentar