Rabu, 08 Januari 2014

Franchise dan Perkembangannya di Indonesia


A.Pengertian Franchise

Definisi ringkas yang dikutip dari wikipedia menyatakan Franchising (french for honesty and freedom) is a method of activity where “franchisor” certificates of good practices, how to do business with a “franchisee” in exchange for a payment, taxes and a percentage of turnover or profits.

Sederhananya, franchise dapat diartikan sebagai salah satu bentuk model kerjasama bisnis dimana terdapat dua pihak yang terlibat langsung dalam model bisnis ini, yakni franchisor (pemberi waralaba, pewaralaba) dan franchisee (penerima waralaba atau terwaralaba). Sistem bisnis yang ditawarkan tentu saja harus telah terbukti sukses dijalankan oleh franchisor. Nah untuk kepentingan ini, pihak regulator (pemerintah) telah mengatur bisnis franchise dengan menetapkan berbagai aturan yang diantaranya model bisnis yang diwaralabakan harus sudah terbukti teruji dan beberapa aturan lain yang pada dasarnya memberi perlindungan pihak franchisee.

Franchise, atau waralaba dalam bahasa Indonesia, adalah sebuah metode dalam sistem distribusi barang atau jasa. Dalam sistem franchise ini paling sedikit ada dua pihak yang terlibat, yaitu

  • Franchisor, yaitu pihak yang menjual atau meminjamkan hak dagangnya, atau merk dagangnya serta sebuah sistem bisnis untuk menjalankan bisnis tersebut.
  • Franchisee, yaitu pihak yang membayar royalti dan biaya lainnnya yang dipersyaratkan oleh franchisor untuk dapat menggunakan merk dagangnya serta sistem bisnis yang dirancang oleh franchisor.

Secara teknis, kontrak kerja antara franchisor dan franchisee inilah yang disebut franchise, tetapi kini kata franchise lebih sering dianalogikan sebagai cara dari franchisee menjalankan bisnisnya.

Dalam metode bisnis franchise atau yang biasa disebut Waralaba, franchisor mempersiapkan rencana lengkap tentang bagaimana cara mengatur dan menjalankan bisnis bagi franchisee, misalnya adalah bagaimana franchisor yang bergerak di bidang kursus musik membantu franchisee dalam mengelola bisnis, mentediakan alat-alat musik yang digunakan seperti drum, gitar, membagi kelas-kelas musik berdasarkan jenis musik seperti jazz, rock n rolldan lain sebagainya. Dalam rancangan bisnis tersebut disediakan langkah-langkah atau prosedur untuk aspek utama dari bisnis dan manajemen untuk mengantisipasi masalah, menyediakan lengkap matriks keputusan manajemen untuk kepentingan franchisee. Keuntungan terbesar dari membeli bisnis franchise ini adalah sistem atau metode yamg digunakan dalam mendistribusikan atau memasarkan barang dan jasa telah dikembangkan dan diuji, sehingga franchisee tidak perlu melakukan atau membuat rancangan baru untuk dapat menjalankan bisnisnya. Selain itu, frnachisee juga tidak perlu melakukan penetrasi pasar dengan memasang iklan agar produknya dikenal, karena hal itu sudah dilakukan oleh franchisor.

 

 

B.Keuntungan dan Kerugian Berbisnis Waralaba

KEUNTUNGAN
1.Memulai bisnis dengan cepat

Karena sistem bisnis yang diwaralabakan telah teruji dan memiliki merek yang sudah dikenal, maka pihak terwaralaba dapat memulai bisnis tanpa harus dari nol. Secara praktis, sistem yang diwaralabakan dapat diduplikasi oleh terwaralaba. Franchisor akan membantu dalam pemilihan lokasi, perijinan, rekrut pegawai, operasi, pelaporan, sistem computer dan juga pemasaran. Terwaralaba juga berhak menggunakan merek yang dimiliki oleh pewaralaba yang biasanya sudah dikenal oleh konsumen. Dukungan sistem dan penggunaan merek inilah yang membuat terwaralaba dapat memulai bisnis dengan cepat. Namun tetap perlu diingat bahwa ini semua bukan jaminan bahwa bisnis Anda akan berhasil.

2.Kemudahan Ekspansi

Dengan system franchise Anda dapat membuka bisnis lebih dari satu gerai sekaligus. Dengan memulai bisnis sendiri, untuk membuka lebih dari gerai tentu akan memakan waktu lebih lama. Ingat, learning curve tetap berlaku dalam berbisnis.

 

3.Training dan riset

Pewaralaba biasanya menyiapkan pelatihan bagi terwaralaba beserta karyawannya. Pelatihan disiapkan secara berkesinambungan meskipun pada beberapa franchisor pelatihan-pelatihan ini tidak semuanya diberikan gratis. Franchisor biasanya juga telah memiliki tim riset untuk pengembangan bisnis yang dapat dimanfaatkan oleh franchisee.

 

KERUGIAN
Namun demikian, disamping keuntungan-keuntungan diatas bisnis franchise juga menyisakan kerugian bagi franchisee, diantaranya

1.Kontrol & inovasi

Karena bisnis menggunakan sistem yang telah diberikan oleh franchisor maka franchisee tidak memiliki kontrol maksimal atas bisnisnya. Namun demikian pihak franchisee dapat melakukan audit atas semua laporan-laporan yang diterbitkan sesuai perjanjian. Ketersediaan laporan dan data-data bisnis sangat disarankan tercantum secara jelas dalam perjanjian.
Penggunaan sistem dari franchise ini juga tidak cukup memberi ruang bagi franchisee untuk melakukan inovasi-inovasi bisnisnya. Beberapa peluang yang masih dapat ditempuh adalah mengusulkan kepada franchisor inovasi-inovasi tersebut.

 

2.Penentuan barang/jasa dan harga

Biasanya barang/jasa sudah ditentukan oleh franchisor begitu juga harganya, ini dimaksudkan untuk mempertahankan standar layanan antara semua gerai dalam jaringan pada suatu area tertentu. Di sisi lain, tidak semua gerai dalam jaringan tersebut memiliki lingkungan bisnis yang selalu sama sehingga. Dalam banyak kasus franchisee merasa barang/jasa dan harga yang ditetapkan tidak terlalu sesuai dengan gerainya. Hal ini akan sangat dibutuhkan pada gerai-gerai yang lokasinya berdekatan dengan kompetitor.

 

3.Potensi Konflik

Kunci untuk menghindari konflik antara franchisor dan frachisee terletak pada perjanjian waralaba diantara keduanya. Konflik ini bisa berawal dari salah satu pihak dan saling merugikan. Franchisee bisa saja tidak menerima paket bisnis seperti yang dijanjikan, namun di sisi lain franchisor mungkin dirugikan karena penyimpangan operasional gerai sehingga mempengaruhi reputasi merek.

 

C.Perkembangan Franchise di Indonesia

Kini, informasi tentang franchise begitu mudah didapat dari internet, koran bahkan ada majalah khusus tentang franchise. Informasi franchise dapat juga didapat dari pameran franchise yang belakangan makin sering diselenggarakan di beberapa kota besar di Indonesia. Franchisor menawarkan paket waralaba untuk berbagai sektor industri. Besarnya investasi yang dibutuhkan sangat beragam, dari hanya kisaran puluhan juta (Pecel Ponorogo) hingga milyaran rupiah. Hampir semua franchisor menawarkan paket yang atraktif dan dikemas menarik dengan janji pengembalian modal yang cukup cepat. Nah, persoalannya adalah menentukan waralaba yang sesuai dari sekian banyak tawaran tersebut.
*Kronologi Perkembangan franchise di Indonesia dari tahun ke tahun:

1.Perkembangan franchise pada tahun 1970an :

Keberadaan KFC, Swensen, dan Shake Pisa pada tahun 1970an, mengawali hadirnya konsep franchising atau yang lebih dikenal dengan istilah waralaba di Indonesia yang kemudian diikuti oleh Burger King dan Seven Eleven.

2. Perkembangan franchise pada tahun 1980an

Bisnis franchise mengalami perkembangan pada era ini. Ini terbukti dengan masuknya berbagai usaha franchise pada tahun 1985 terutama pada bisnis makanan, seperti : Pizza Hut, Mc. Donald, dalam bisnis eceran seperti : Carefour, Smart dll.

3. Perkembangan franchise pada tahun 1990an :

Perkembangan franchise di Indonesia semakin signifikan memasuki tahun 1990an terutama jenis franchise yang berasal dari luar negeri yang berjumlah 29, 6 franchise yang berasal dari domestik dan tersebar kurang lebih sebanyak 300 outlet di Indonesia pada tahun 1992. Franchise menarik perhatian para investor terutama investor asing untuk ikut serta dalam menanamkan modalnya di Indonesia karena telah di rasa bahwa pertumbuhan perekonomian Indonesia yang semakin membaik, politik yang telah stabil, dan keamanan yang terjamin. Pada tahun 1997, jumlah perkembangannya mengalami peningkatan kembali dengan 235 franchise berasal dari luar negeri dan 30 franchise lokal sehingga jika dijumlah menjadi 265 dengan jumlah outlet sebanyak kurang lebih 2000. Namun pada tahun 1998 industri franchise di Indonesia jatuh dikarenakan krisis ekonomi yang yang melanda negeri ini pada tahun 1997. Kondisi ini mengakibatkan banyak investor (franchisor) asing yang hengkang dari Indonesia dan kurang lebih 500 outlet terpaksa ditutup karena kondisi yang tidak memungkinkan ini. Tapi kondisi seperti ini justru menguntungkan bagi Indonesia karena franchise lokal mulai memadati pasar franchise dari 30 merek dagang menjadi 85 yang berkembang.

4. Perkembangan franchise pada tahun 2000an-sekarang :

Memasuki abad ke-20, perkembangan franchise di Indonesia semakin meningkat. Khususnya pada franchise lokal yang setiap tahunnya mengalami kenaikan. Sedangkan untuk usaha franchise asing relative stabil karena hanya mengalami penurunan dan kenaikan yang tidak cukup tinggi.

Kenaikan franchise pada tahun 2000an :

Tahun
2000
2001
2005
2006
2007
Asing
222
230
237
220
230
Lokal
39
42
129
230
360

 

D.Tips Memulai Bisnis Waralaba

  1. Tentukan terlebih dahulu jasa yang akan diambil. Dalam hal pemilihan ini waralaba yang menawarkan jasa product life cycle yang panjang dan kebutuhan primer dan sekunder wajib dijadikan prioritas. Yang masuk dalam kategori ini biasanya adalah jasa/barang yang menjadi kebutuhan dalam rentang harian hingga bulanan. Waralaba ini bisa berupa bisnis minimarket, makanan, binatu, gerai pulsa, bengkel, perjalanan, layanan dokumen. Hindari bisnis yang sifatnya hanya musiman.
  2. Kenali terlebih dahulu reputasi franchisor. Ada baiknya jika Anda mendapatkan informasi bukan hanya dari franchisor tetapi juga dari pihak terwaralaba sebelumnya. Mengenali franchisor juga dapat dilakukan dengan verifikasi ke Asosiasi Franchise Indonesia. Jika Anda cukup yakin dengan reputasinya, saatnya untuk melangkah ke tahapan berikut.
  3. Pelajari ilustrasi bisnis secermat mungkin.

o Biasanya franchisor menyajikan ilustrasi ini dengan asumsi-asumsi yang optimis, seperti pada asumsi penjualan. Tidak mencantumkan beberapa biaya seperti perijian, pajak, biaya administrasi. Tanyakan asumsi-asumsi yang digunakan dan biaya-biaya yang belum tercantum pada ilustrasi.

o Franchise, Royalty & marketing fee. Franchise Fee merupakan fee yang ditetapkan oleh franchisor dibayar sekali untuk kurun waktu tertentu (biasanya untuk 3 s/d 5 tahun). Royalty fee merupakan persentase dari pendapatan yang harus disetorkan ke franchisor. Besarnya persentase royalty fee ini sangat beragam, ada yang flat ada juga yang progresif dengan varian cukup banyak. Marketing fee biasanya adalah persentase dari pendapatan yang dikumpulkan oleh franchisor untuk membiayai program-program pemasaran. Ingat, biaya-biaya ini harus tetap Anda bayar meskipun usaha Anda belum menguntungkan. Disarankan untuk memerhatikan komponen biaya ini dalam membuat proyeksi bisnis.
 
 
Sumber:
adrielvaliant.blogspot.com

 

0 komentar:

Posting Komentar